Thursday 4 September 2014

LANGKAH – LANGKAH PENYUSUNAN TES HASIL SISWA



A.    LANGKAH – LANGKAH PENYUSUNAN TES HASIL SISWA
Rangkaian kegiatan suatu tes hasil belajar itu diawali dengan penyusunan kisi tes. Kisi tes adalah matriks yang merupakan daftar spesifikasi tes dan mencakup pokok bahasan , jenjang kemampuan, macam atau jenis soal, dan jumlah soal. Rangkaian kegiatan itu diakhiri dengan analisis hasil tes. Berikut ini akan dibahas secara berurutan tiap- tiap tahap kegiatan itu.
1.      Penyusunan Kisi Tes
Suatu tes hasil belajar dikatan baik apabila materi yang tercantum dalm soal-soalnya representative dan mencakup seluruh materi pelajaranyang diujikan. Apabila materi yang disajikan dalam soal-soal itu terlampau banyak atau terlampau sedikit, maka tes dikatan tidak baik.Kisi tes paling sedikit harus mencantumkan hal-hal sebagai berikut:
a.       Ruang lingkup bahan tes
Bahan tes itu biasanya berupa pokok-pokok bahasan yang merupakan sebagian atau seluruh bahan pelajaran yang akan diujikan.
b.      Proporsi jumlah butir soal untuk setiap pokok bahasan
Proporsi jumlah butir soal ini hendaknya disesuaikan dengan luas , kedalaman, dan pembobotan pokok bahasan yang bersangkutan.
c.       Jenjang kemampuan siswa yang dituntut untuk menjawab tiap butir soal.
d.      Macam dan jenis soal yang digunakan.[1]
2.      Penulisan Soal
Setelah kisi tes tersusun dengan baik dan telah disepakati bersama antar guru pengasuh mata pelajaran sejenis, maka langakah selanjutnya adalah menulis soal. Apabila kisi tes itu telah tersedia sejak awal semester, ada baiknya jika dibiasakan menulis soal setelah suatu  pokok bahasan selesai disajikan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penumpukan pekerjaan menulis soal menjelang tes sakan dilaksanakan.
3.      Penelaahan Soal
Apabila butir-butir soal ang diharapkan sudah selesai ditulis , maka pendidik perlu melakukan penelaah terhadap masing-masing butir soal tersebut. Penelaahan ini dilakukan secara teoretis , sebab butir soal yang baru ditulis belum memiliki data empiris. Penelaahan teoretis ini penting, sebab butir soal yang jelas memiliki kelemahan teoretis, akan cenderung member data empiris yang kurang memuaskan. Telaah teoretis ini biasanya dilakukan dengan memakai petunjuk penulisan butir soal. Kajian yang dilakukan terhadap pernyataan ( stem ) yang dibuat dan kaitannya dengan alternative jawaban yang diberikan.[2]
4.      Perakitan Naskah Tes
Dalam perakitan naskah tes ini acuan utamanya adalah kisi tes , artinya terlebih dahulu si perakit harus memeriksa apakah semua butir soal yang tercantum dalm kisi tes itu sudah tersedia soalnya. Apabila semua soal sudah tersedia sesuai dengan kisi tes maka langkah selanjutnya adalah sebagai berikut :
a.       Kelompokkan butir-butir soal itu menurut macam atau bentuk soalnya.
b.      Untuk tiap kelompok butir soal itu kemudian soal-soal disusun menurut derajat kemudahannya.
c.       Setelah sosl-soal tersusun menurut derajat kemudahannya maka perakit naskah tes perlu memeriksa sekali lagi apakah soal-soal itu telah memenuhi tuntutan seperti yang tertuang dalam kisi tes. Apabila sudah maka tibalah saatnya bagi perakit untuk mulai mengetik soal-soal itu.
d.      Setelah naskah  tes selesai diketik seluruhnya , maka perakit perlu sekali lagi memeriksa apakah tidak ada kesalahan ketik, baik petunjuk maupun soalnya.
5.      Penetapan Cara Pemarkahan
Sebelum tes dilaksanakan, terlebih dahulu perlu ditetapkan cara pemerkahan hasil tes. Apabila tes itu hanya mengandung satu macam soal  yaitu salah benar atau pilihan ganda saja atau pencocokan saja maka cara pemerkahan yang lazim dianut adalah member markah satu untuk setiap soal yang dijawab benar. Namun apabila tes itu mengandung beberapa macam soal, maka biasanyamacam soal salah benar diberi markah untuk setiap soal. Cara pemarkahan ang terakhir ini sering disebut pemarkahan dengan pembobotan.
6.      Penggandaan Naskah Tes
Naskah teks merupakan suatu dokumen rahasia sampai tes selesai dilaksanakan. Oleh karena itu semenjak naskah tes itu selesai disusun, diketik, digandakan, kemudian disimpan sebelum digunakan haruslah ditempuh perlakuan-perlakuan dengan derajat keamanan yang tinggi.Bagi tes berskala kecil , seperti tes sumstif untuk suatu kelas maka langkah pengamanan dokumen naskah tes itu barangkali cukup disimpa dalam almari yang terkunci. Dan penggandaannya cukup dengan stensil. Sedangkan bagi tes besar penggandaaan naskahnya sering dengan pencetakan. Cara manapun yang digunakan untuk penggandaan naskah tes harus diawasi dengan cermat, teliti, jumlah ganda naskah tes yang digandakan itu disesuaikan dengan kebutuhan.




EmoticonEmoticon